Review Novel : Moga Bunda Disayang Allah

Review Novel : Moga Bunda Disayang Allah – Baru selesai baca novel Moga Bunda Disayang Allah langsung mau ngereview. Siapa tau masih ada yang belom pernah baca atau belom sempet baca novel dari Tere Liye yang satu ini. Moga Bunda Disayang Allah ini memang novel yang udah lama keluarnya. Tapi berhubung baru minjem dari temen jadi baru bisa tau kalo memang semua novel Tere Liye itu jadi recomended novels.

Review Novel : Moga Bunda Disayang Allah

Review Novel : Moga Bunda Disayang Allah

Sebenernya inti dari novel ini adalah ‘Setiap kejadian itu pasti ada jalan, tidak ada kata berputus asa karena janji Allah itu pasti.’ Iya, janji Allah itu pasti terbukti dari perkembangan Melati yang sangat baik. Melati menjadi anak yang mengalami buta, tuli, dan bisu dalam novel ini. Melati terlahir dari keluarga yang sangat kaya dan disegani oleh semua orang. Nyonya HK dan Tuan HK adalah orangtua Melati.

Dulu, 3 tahun yang lalu Melati adalah anak kecil dengan wajah cantik, mata bulat, dan rambut ikal ini sangat menggemaskan. Penantian Nyonya HK selama bertahun-tahun untuk mendapatkan anak sangat terbayar lunas oleh kehadiran Melati. Melati tumbuh dengan baik dan sehat. Tidak ada orang yang meragukan kecantikan dan kelucuan Melati. Namun, suatu peristiwa yang menyebabkan Melati kehilangan semua kebahagiaan itu. Bukan hanya melati, tapi smeua orang. Kebahagiaan Melati, mata indah, suara lucu, dan semua hilang dari Melati. Pada saat itu Melati yang sedang bermain di pantai dengan keluarga nya terkena lemparan trisbee. Pada saat itu Melati masih bisa bermain, namun pada saat keluarga mereka mau pulang kerumah, Melati yang sudah bisa berjalan selalu terjatuh. Kemudian Melati dibawa kedokter dan dinyatakan buta. Bukan hanya itu, selang beberapa waktu Melati juga dinyatakan tuli dan bisu.

Tepat dihari Melati terkena trisbee dan kehilangan penglihatan. Karang, Qintan, dan temannya yang lain sedang berjuang dari kejamnya ombak lautan yang membuat mereka kehilangan semuanya. Qintan yang menjadi anak asuh di Taman bacaan Karang meninggal bersama 18 orang anak lainnya. Kejadiann ini permulaan hancurnya kebahagiaan Karang dan menarik Karang dari kehidupan biasanya.

Review Novel : Moga Bunda Disayang Allah

Benar kata orang hal yang tidak bisa dihilangkan adalah bukan rasa bersalah dengan orang lain namun rasa bersalah pada diri sendiri. Ini yang sedang dialami Karang. Badan biru Qintan selalu bermain dalam ingatan Karang. Dulu Karang menjadi Kakak Asuh yang baik sekarang menjadi orang yang mecnitai dunia malam dan tidak lagi ada muka yang baik untuk semua orang. Karang yang tinggal dengan Ibu Gendut atau Ibu Asuh sejak dulu pun tidak menghiraukan kehadiran Ibu Gendut itu. Ibu Asuh yang sangat menyayangi anak asihnya itu selalu berusaha dan berdoa agar anak asuhnya itu lepas dari rasa bersalah.

Karang kehilangan semuanya. Kehilangan kebahagiaan dan ketenangan dalam setiap hidupnya. Mimpi-mimpi buruk selalu menjadi teman tidurnya. Bahkan Kinasih kekasihnya Karang pun merasa kehilangan Karang yang dulu.

Review Novel : Moga Bunda Disayang Allah

Bertahun-tahun Karang hidup dengan perasaan bersalahnya. Sampai suatu saat Ibu Gendut mengantarkan sebuah surat untuk karang. Entah surat yang keberapa itu untuk Karang. Tapi, mereka tau dari logo surat itu, keluarga yang sangat kaya raya itu yang mengirim surat kepada Karang. Perdebatan terjadi antara Karang dan Ibu Asuhnya itu. Ibu asuhnya meminta agar menolong keluarga itu. Karang bersikeras menolak. Namun, ternyata kenyataan berkata lain. Setelah malam berlalu, Karang berubah pikiran untuk menolong keluraga HK itu setelah mendengar cerita dari Nyonya HK yang menemui dia dirumah sempit itu. Nyonya HK menceritakan semua keadaan Melati, Nyonya HK menangis sejadi-jadinya menceritakan semua. Puluhan dokter hebat telah dipanggil kerumah untuk mengobati Melati tapi tidak ada yang berhasil. Suatu ketika, ada kejadian yang membuat Nyonya dan Tuan HK merasa sakit dengan pernyataan dokter bahwa Melati tidak bisa sembuh dan harus dibawa ke rumah sakit jiwa. Nyonya HK yakin Melati tidak gila sehingga dia mencari Karang. Nyonya HK mengetahui Karang dari Kinasih, kekasih yang tidak dianggap oleh Karang setelah beberapa tahu kejadian pahit itu.

Akhirnya, Karang mendatangi rumah keluarga HK. Karang memberi persyaratan agar mereka tidak protes dengan semua metode belajar Karang untuk Melati. Karang dengan kasar mengajari Melati untuk mengenal makan dengan sendok. Hal ini sangat membuat sedih hati Nyonya dan Tuan HK melihat anaknya dibentak, diseret dan dihukum tidak boleh makan kalo tidak menggunakan sendok. 4 hari Melati tidak makan, dan akhirnya jatuh sakit. Ini pertemuan pertama kali setelah beberapa tahun Kinasih tidak bertemu Karang. Kinasih merupakan anak dokter Ryan, dokter keluarga HK yang juga merupakan dokter untuk membantu merawat kelurga HK.

Pada saat itu, Karang yang masih keras pada dirinya sendiri dan Melati ketahuan bahwa dia pemabuk oleh Salamah, pembantu setia keluarga HK. Salamah langsung melaporkan kepada Tuan HK. Tuan HK marah besar dengan kejadian itu dan mengusir Karang. Karang bersikeras tidak akan meninggalkan rumah ini sampai Melati sembuh. Tuan HK yang harus berangkat ke Jerman demi bisnis keluarganya menyerahkan semuanya kepada istrinya tercinta.

Nyonya HK berbicara dengan sopan agar Karang pergi meninggalkan rumah ini. Akhirnya Karang mau meninggalkan rumah ini. Tapi pada saat Karang akan keluar rumah, Nyonya HK menjerit memanggil Karang. Melati. Melati bisa makan menggunakan sendok. Ini keajaiban bagi Nyonya HK. Karang tetap diminta untuk menjadi ‘Guru’ Melati dan Karang juga berjanji tidak akan ada lagi botol minuman. Dan tidak ada yang boleh memberi tahu Tuan HK kalo Karang masih ada dirumah ini.

Banyak metode belajar yang diberikan Karang kepada Melati. Selama berminggu-minggu Melati belum menunjukan perkembangan yang lain. Karang terbatas oleh waktu. 3 minggu Tuan HK tidak dirumah dan selama itu hanya makan dengan sendok dan duduk dikursi yang menjadi perkembangan Melati.

Review Novel : Moga Bunda Disayang Allah

Ya Tuhan, apakah anak ini harus sendirian menerabas padang onak berduri itu? Sendirian menaklukan hutan rimba penuh jurang menganga? Sendirian mengarungi samudera dalam yang penuh hiu dan gurita pemangsa?

Apakah hidup ini adil? Ya, hidup ini selalu adil. Kamilah yang terlalu bebal dan terlalu bodoh untuk mengerti.

Karang yang berpikir keras cara apalagi yang harus dia berikan kepada Melati tetap kuat menjalani semua. Tidak ada kesempatan untuk berputus asa. Kesempatan itu pasti ada seperti kita melempar bola didinding yang besar. Kita bisa melempar dibagian dinding mana saja. Karang yakin janji Allah itu ada.

Tuan HK pulang dari Jerman tanpa memberitahu lagi. Ini yang membuat semua orang terkejut. Tuan HK yang melihat Karang masih ada dirumah langsung marah besar. Nyonya Hk berusaha menenangkan suaminya dengan memberitahukan perkembangan Melati. Namun, saat itu Melati sudah tidak ada lagi di Meja makan. Melati keluar taman. Karang dan Bunda langsung mengejar Melati yang sedang duduk ditepi kolam sambil memainkan air. Inilah keajaiban yang begitu besar diberikan Allah. Melati bisa merasakan, melihat, dan mendengar dengan cara Melati sendiri.

Karang mengerti sudah caranya. Telapak tangan Melati. Melalui telapak tangan Melati yang mengajarkan Melati untuk mulai merasakan dan mengetahui semua. Karang langsung menuliskan kata A-I-R di telapak tangan Melati  dan Melati merespon sangat baik. Keesokan harinya perkembangan Melati semakin baik, Karang mengajarkan Melati dengan menempelkan tangan Melati di mulutnya yang mengeluarkan informasi untuk Melati. Melati mengenal orangtuanya dengan cara itu. Melati mengetahui dunia dengan cara itu. Hal yang paling membahagiakan adalah ketika bunda menemani Melati tidur dan Melati berkata ” Moga Bunda Disayang Allah.”

Akhirnya, kebahagiaan menghampiri semua nya. Kebahagiaan Melati, Keluarga HK dan kebahagiaan yang sudah lama ditunggu Kinasih dan Karang.

Janji Allah itu pasti. Meskipun cara dan jalan yang seringkali diberikan-Nya itu sulit tapi percayalah Janji Allah Itu Pasti.

Review Novel : Moga Bunda Disayang Allah



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *