MyTelkomsel, Serasa Punya Asisten Pribadi

Apa yang sobat bayangkan ketika mendengar kata ‘Asisten Pribadi’ ? Kalau saya sih membayangkan seorang wanita cantik menggunakan kacamata frame hitam dengan pakaian blazer yang selalu siap sedia membantu ketika dibutuhkan. Tentunya seorang asisten harus memiliki kemampuan intelektual yang tinggi dalam hal menganalisis, memecahkan permasalahan, berorganisasi, memotivasi diri dan berkomunikasi serta memiliki rasa percaya diri yang kuat agar dapat membantu seorang manajer atau atasannya menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang rumit dan kompleks. Layaknya seorang asisten profesional, MyTelkomsel hadir untuk membantu pelanggan setia Telkomsel menggunakan layanan yang diberikan Telkomsel dengan mudah dan cepat.

MyTelkomsel adalah aplikasi yang diluncurkan Telkomsel untuk memberikan kemudahan akses layanan pelanggan yang menggunakan Smartphone dan Tablet. MyTelkomsel juga memberikan informasi profile pelanggan, memudahkan isi ulang pulsa, cek pulsa dan pembelian paket layanan Telkomsel lainnya seperti paket internet.

mytelkomsel-iqbal

Dengan menggunakan aplikasi MyTelkomsel, pelanggan setia Telkomsel seolah-olah memiliki asisten pribadi yang siap membantu kapanpun dan dimanapun untuk mengakses layanan yang diberikan Telkomsel. Berbagai fitur menarik yang diberikan MyTelkomsel adalah :

  • Cek Kuota Paket Internet
  • Cek Pulsa
  • Isi Ulang Pulsa
  • Pembelian Paket Flash Internet, Telpon, SMS, MMS, dan International Roaming
  • Transfer Pulsa
  • Flash Gift
  • Telkomsel Points
  • Multi SIM Control
  • Cek Koneksi (Speed Test & Wi-Fi Offload)
  • Promo dan Notification

Untuk dapat melakukan instalasi MyTelkomsel di gadget yang sobat miliki, sobat bisa langsung menggunjungi Apps Store, BlackBerry World atau Google Play sesuai dengan gadget yang sobat gunakan. Panduan lengkap dari instalasi sampai langkah-langkah detil yang harus dilakukan untuk menggunakan fitur yang diberikan MyTelkomsel telah disediakan Telkomsel dalam format .pdf sehingga lebih terdokumentasi dengan baik dan lengkap.

buku-panduan-mytelkomsel

Jika sobat berhasil melakukan instalasi MyTelkomsel di gadget yang sobat miliki, maka tampilan halaman awalnya kurang lebih seperti tampilan yang saya miliki (MyTelkomsel di Samsung Galaxy Tab 3 10″).

MyTelkomsel-Home

Dengan berbagai informasi dan fitur yang diberikan MyTelkomsel, dapat membantu kita menggunakan layanan Telkomsel dengan mudah dan cepat. Untuk detil fungsi berserta step by step penggunaan aplikasi MyTelkomsel dapat sobat baca di Buku Panduan MyTelkomsel  yang telah saya bagikan sebelumnya atau dapat menyimak video “Tutorial MyTelkomsel” berikut ini.

Dari berbagai fitur yang diberikan MyTelkomsel, saya sangat terbantu dengan fitur MY CONNECTION. Ijinkan saya sedikit bercerita bagaimana MyTelkomsel dapat membantu saya, mudah-mudahan sobat tidak bosan membacanya. 🙂

Keseharian saya saat ini masih disibukkan dengan perkuliahan di Magister Informatika ITB dan menjalankan beberapa bisnis di bidang percetakan dan perjalanan wisata (travel). Kebetulan minggu lalu (minggu pertama dan kedua bulan Mei 2014) merupakan minggu ‘genting’ bagi mahasiswa ITB karena harus belajar lebih ektra untuk menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS). Bagi sebagian mahasiswa seperti saya yang ‘kurang’ fokus kuliah karena kesibukan tertentu, UAS merupakan momok yang cukup menakutkan mengingat pada semester ini (semester 2) saya sudah tidak mengisi daftar hadir selama 3 minggu full perkuliahan untuk mengontrol bisnis yang saya jalankan (travel) di Lampung. Sekadar informasi, bisnis yang saya jalankan berada di Lampung dan saya kuliah di Bandung, jadi harus pulang pergi Bandung-Lampung.

Dengan seringnya pulang-pergi membuat saya cukup tertinggal di beberapa mata kuliah, meskipun saya sering coba belajar secara otodidak namun tetap membutuhkan tatap muka secara langsung agar benar-benar paham dan tidak salah kaprah. Saya biasa belajar menggunakan Tablet yang saya gunakan. Selain digunakan untuk bermain game dan keperluan multimedia, Tablet Galaxy Tab yang saya miliki dapat membantu saya belajar. Minimal dalam perjalan Bandung-Lampung (10-12 jam) menggunakan Bus Damri dapat saya manfaatkan untuk belajar.

Saya akui, awalnya saya tidak menggunakan Telkomsel di Tablet yang saya gunakan karena harga paket internet yang ditawarkan Telkomsel terasa agak mahal dibandingkan provider yang saya gunakan sebelumnya. Namun ada ‘kejadian’ yang membuat saya migrasi ke Telkomsel dan akan terus menggunakan Telkomsel selamanya. Kejadian tersebut berhubungan dengan UAS tadi. Jadi ceritanya UAS yang dilakukan di Program Studi Informatika (S2) ITB tidak seluruhnya close book melainkan ada beberapa mata kuliah yang open book, dengan kata lain kita diperbolehkan membuka sumber bahan pelajaran seperti buku, catatan pribadi, ebook, internet dan lainnya asal tidak membuka lembar jawaban milik teman, itu jelas tidak diperbolehkan!

Masih teringat jelas bahhwasannya ujian mata kuliah Tata Kelola IT dan Manajemen Risiko yang saya ambil semester ini bersifat open book. Karena saya malas membeli buku, saya biasa download ebook dan referensi lainnya dari internet. Sebelum ujian saya sudah mempersiapkan materi di dalam laptop dan tablet, tidak lupa saya mengisi ‘amunisi’ kuota internet modem dan tablet untuk membuka internet. Mengapa menggunakan modem? Kenapa tidak menggunakan Wi-fi yang ada di ITB? Sekadar informasi, meskipun ITB dikenal sebagai salah satu institusi ternama di Indonesia, untuk masalah kecepatan internet melalui Wi-fi yang ada di beberapa gedung masih terbilang lambat dan terkadang putus-putus, termasuk gedung yang saya gunakan untuk kuliah, kalau ditanya kenapa saya tidak tahu, jadi saya lebih prefer membawa modem sendiri.

Setelah mempersiapkan diri dan peralatan ujian dengan baik, tibalah waktu ujian dan bersiap mengerjakan soal. Jeng… jeng… jeng… soal yang keluar pun lebih banyak ke proses penalaran untuk mendapatkan intisari sehingga banyak jawaban yang tidak tersedia secara ‘gamblang’ di buku. Karena jelas tidak tersedia di buku, saya mancari via internet dan berharap ada tulisan di internet (blog atau website) yang membahas mengenai pertanyaan yang diajukan. Tapi tet…tottt… internet yang saya harapkan bisa membantu justru tidak berfungsi dengan baik karena sinyalnya hanya beberapa bar saja ditambah koneksi yang sering terputus. Parahnya, baik modem maupun tablet menggunakan provider yang sama, jadi saya hanya bisa pasrah berharap sinyal tidak terputus. Saya tidak bisa menyebutkan provider yang saya gunakan disini, kalau ingin tahu silahkan tanya langsung ke saya via facebook. Alhasil saya pun panik dan sempat terdiam kurang lebih 15 menit menuggu waktu loading beberapa halaman web.

Mungkin karena kebiasaan saya yang banyak membuka tab baru pada browser sehingga membuat koneksi menjadi semakin lambat. Kemudian saya pun memilih salah satu deskripsi yang menurut saya paling relevan dari hasil pencarian Google. Butuh waktu beberapa menit untuk menampilkan 1  halaman web dengan sempurna. Sungguh menjengkelkan dan tidak bisa berharap banyak lagi dengan koneksi internet yang lambat dan putus-putus. Akhirnya saya coba menjawab dengan referensi apa adanya dan selang beberapa menit waktu pun habis. Ada 1 soal yang tidak sempat saya jawab sama sekali. Saya pun keluar kelas dengan wajah yang kurang ceria karena memikirkan soal yang tidak sempat dijawab. Padahal ada waktu sekitar 15 menit terbuang sia-sia hanya untuk menunggu loading halaman web. Memang internet tidak bisa disalahkan 100% dalam kasus ini, namun menurut hemat saya, dengan adanya internet setidaknya dapat memberikan gambaran hasil pemikiran orang (blog atau website) sehingga kita lebih mudah mengambil intisari sebuah persoalan dengan cepat tanpa harus membaca lembar demi lembar buku yang ada.

Setelah ujian selesai saya pun bertanya dengan teman-teman sekelas tentang referensi yang digunakan. Ternyata jawabannya beragam. Ada yang menjawab dengan referensi buku yang dibeli, catatan dan internet. Saya pun bertanya bagaimana menggunakan internet kalau sinyal saja tidak penuh dan koneksi putus-putus? Ternyata mereka menggunakan koneksi Wi-fi yang juga lambat tapi masih bisa digunakan, namun ada teman yang menggunakan modem bisa cepat. Minimal bisa buka 1 halaman web dengan sempurna tidak terlalu lama. Salah seorang teman mengatakan kalau Telkomsel (simPATI) bagus internetnya. Saya pun merasa salah mempersiapkan ‘perlengkapan perang’ saya tadi. Harusnya saya membawa pedang samurai, tapi ini hanya membawa pisau dapur yang sudah lama tidak diasah. 🙁

Untuk membawa ‘pedang samurai’ tadi saya memutuskan membeli Telkomsel karena masih ada 1 ujian lagi yang bersifat open book. Secara kebetulan dan nampaknya memang berjodoh dengan Telkomsel, ketika saya hendak makan bersama teman-teman di daerah Gelap Nyawang ITB terparkir mobil Telkomsel berwarna merah yang menjajakan kartu perdana simPATI dengan paket internet yang sangat cocok dengan kebutuhan saya. Tidak berpikir panjang langsung saya hampiri mobil Telkomsel tersebut dan bertanya-tanya mengenai paket internet dengan SPGM yang menawarkan saya perdana simPATI. Selang beberapa menit, sebuah starter pack simPATI include paket internet selama 3 bulan sudah saya pegang dan sempat mengabadikan momen tersebut menggunakan telpon genggam teman (Irwan).

Simpati-Ask

Simpati-iqbal

Sampai di kosan, saya pun langsung mengganti provider lama dengan Telkomsel yang baru saya beli. Memang benar, Telkomsel benar-benar kencang di kos-kosan yang saya tempati. Kemudian saya coba instal aplikasi MyTelkomsel yang sekarang menjadi asisten saya untuk memanajemen penggunaan internet melalaui informasi sisa kuota, cek pulsa dan lain sebagainya. Tidak ketinggalan saya mencoba fitur MY CONNECTION untuk mengetahui kecepatan di kamar kos saya. Ternyata memang cepat, namun saya tidak sempat meng-capture berapa kecepatan internet Telkomsel di kamar kos saya karena besok sudah menanti ujian berikutnya yang bersifat close book.

Untuk ujian esok lusanya yang bersifat open book sudah sedikit lebih percaya diri, sebab saya membawa ‘Pedang Samurai’. Pisau dapurnya sudah saya kembalikan ke dapur! Tidak lupa, sebelum ujian saya melakukan observasi ke ruang kelas yang akan saya gunakan untuk ujian. Saya sempat beberapa kali berpindah tempat untuk mencari posisi paling ‘kencang’ di dalam kelas tersebut. Dengan fitur MY CONNECTION saya dapat memeriksa dengan mudah posisi mana yang paling kencang. Setelah beberapa kali saya test, akhirnya saya tetapkan untuk duduk di tengah karena posisi tersebut yang paling tepat dan cepat.

myconnection-mytelkomsel

Hasil pindah-pindah tadi mendapatkan kecepatan maksimum sebagai berikut.

Hasil-My-Connection

Saya rasa kecepatan seperti ini sudah cukup untuk browsing blog atau website yang nantinya akan saya jadi referensi menjawab soal. Belajar dari soal-soal berjenis open book sebelumnya selalu menanyakan hal-hal yang justru tidak ada di buku. Internetlah yang menjadi andalannya agar tidak memakan waktu terlalu lama. Kita tinggal menulis dengan gaya tulisan sendiri dengan modal pemahaman yang kita miliki akan lebih efektif ketimbang membaca referensi berupa buku atau ebook berlembar-lembar.

Akhirnya ujian pun berjalan dengan lancar dan saya merasa lebih yakin mendapatkan nilai yang baik pada mata kuliah Sistem Operasi Lanjut sebab ada MyTelkomsel yang telah menjadi asisten saya dalam mencari spot terbaik untuk mendapatkan internet yang memadai, terimakasih asistenku, MyTelkomsel.

Itulah cerita saya menggunakan Telkomsel dan aplikasi MyTelkomsel yang membantu pendidikan saya (mengerjakan soal ujian) dengan baik.

terimakasih

Terimakasih MyTelkomsel

Referensi:



Comments

  1. Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *