Pengalaman Mengikuti Tes ELPT ITB

Pengalaman Mengikuti Tes ELPT ITB – Salam hangat sobat blogger sekalian, kali ini saya ingin berbagi pengalaman mengikuti tes ELPT (English Language Proficiency Test) ITB. Disini juga akan ada sedikit tips dan trik menjawab soal elpt itb, contoh soal elpt itb dan informasi cara daftar ELPT ITB. Sebelumnya, saya beri sedikit gambaran mengenai apa itu tes ELPT ITB? Tes ELPT ITB adalah tes untuk mengetahui kemampuan Bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh ITB (Institut Teknologi Bandung). Tes ini digunakan sebagai salah satu syarat untuk lulus dari ITB. Untuk ketentuan atau syarat minimal lulus ITB saya kurang tahu karena saya bukan mahasiswa ITB atau mungkin belum menjadi mahasiswa ITB. Yang saya ketahui, Tes ELPT ITB ini sebagai salah satu syarat untuk masuk atau melanjutkan studi S2/S3/pascasarjana di ITB. Untuk program Magister/S2 dan Doktoral/S3, skor minimal yang harus dicapai adalah 77 atau setara dengan nilai TOEFL 475.

Pengalaman Mengikuti Tes ELPT ITB

Pengalaman Mengikuti Tes ELPT ITB

Pusat Bahasa ITB

Banyak teman yang mengatakan kalau soal ELPT ITB tidak terlalu sulit, bahkan bagi sobat yang biasa mengerjakan soal Toefl ITP, TOEFL Prediction Test, IELTS atau yang lainnya akan mengatakan soal ELPT ITB ini mudah. Namun, bagi saya tetap semua memiliki porsinya masing-masing. Ada yang mengatakan soalnya mudah, tetapi ada juga yang mengatakan soalnya sulit atau susah. Kalau pengalaman saya pribadi sih gampang-gampang susah. Mengapa saya sebut gampang-gampang susah? Karena soalnya sederhana, namun terkadang kalau kita lupa atau mengabaikan hal yang sederhana tersebut bisa jadi susah dan salah menjawab pertanyaan yang tertera di lembar soal.

Sebelumnya, bagi sobat yang ingin mendaftar tes ELPT ITB ini, silahkan siapkan Foto 3×4, uang pendafataran sebesar Rp. 75.000,- dan datang ke kampus ITB yang ada di :

UPT Pusat Bahasa

Gedung Lab. Tek. VIII Lantai 1
Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10
Bandung 40132, Indonesia
Telepon/Faks +62 22 2505 674 / Di Indonesia 022 2505 674
Surat elektronik dana@gerbang.lc.itb.ac.id

Saya kemarin tidak daftar langsung, tetapi titip melalui teman yang kuliah di ITB atau bisa diwakilkan. Berikan saja syarat foto, uang pendaftaran, nama lengkap dan alamat email (optional). Saya kurang tahu apakah bisa daftar by phone. Ini terasa agak berat bagi sobat yang berada jauh dari Bandung. Tetapi, coba sobat tanyakan langsung bisa atau tidak daftar lewat telpon.

Tepat tanggal 28 Februari 2013, saya sudah berada di Bandung. Berangkat dari Lampung menggunakan Damri dan tanpa disengaja saya bertemu teman SMP saya dulu, Firmansyah Hidayat (Iman). Memang ia kuliah di IT Telkom Bandung, sekarang ia hanya tinggal menunggu wisuda saja di IT Telkom Bandung dan saya pun menulis tulisan ini di kos kosan dia. Kalau sudah ketemu teman lama rasanya waktu yang lama itu tidak terasa. Ketika di kapal dari Bakauheni Lampung menuju Merak Banten lumayan menguras waktu karena kapal tidak bisa bersandar. Kondisi angin yang kencang membuat kapal terombang-ambing ke kanan ke kiri. Itu pengelaman naik kapal yang paling mengerikan yang pernah saya alami. Tapi Alhamdulilah lancar meskipun memakan waktu yang cukup lama untuk bersandar (5 jam). Sepanjang perjalanan, di kapal tersebut saya berbincang-bincang ngalur ngidur kesana kemari. Mulai dari cerita-cerita SMP dulu sampai cerita-cerita pengalaman pribadi masing-masing sudah kami bicarakan.

Singkat cerita, keesokan harinya saya akan melaksanakan tes di ITB (1 Maret 2013). Jujur, belum ada persiapan sama sekali untuk tes ini. Padahal bahasa inggris saya pas-pasan atau bahkan bisa dibilang kurang. Saya pun bertanya dengan teman yang sudah mengikuti tes ELPT ITB ini. “Soalnya lumayan mudah, gak sulit-sulit amat kok”, uangkapnya. Hhmhmm.. Namun bagi saya, tetap saja sulit karena saya tidak mungkin bisa belajar dalam semalam dan mendapatkan hasil maksimal seperti teman saya tersebut yang memang pandai bahasa inggris. Saya pun dengan frontal bertanya, “Contoh soalnya bagaimana? Inget gak?”. Agak sedikit lama ia menjawab pertanyaan saya yang satu itu. Mungkin dia sedang mencari-cari pertanyaan atau mengingat-ingat pertanyaan yang telah ia dapat ketika tes. Akhirnya ia menjawabnya dengan 1 contoh soal ELPT ITB yang menurut saya gampang-gampang susah tadi. Ini dia contoh soal ELPT ITB.

He .... for three years before he finally stopped it.
a. has been smoking
b. have been smoking
c. smoked
d. had been smoking

“Mana yang bener?”, tangkasnya. Hmhmhmmm saya pun agak sedikit bingung karena memang lemah di soal-soal seperti ini. Sulit memahami tenses bagi saya. Saya pun menjawab a. Tapi saya juga ragu. Apa yang d ya? Hmhmm… bingung. Dia pun memberitahu jawaban yang benar adalah yang d dengan alasan kalau itu adalah model tenses past perfect continuous tense. Jadi jawabannya d yang benar. Ia berpesan untuk bisa memahami 16 tenses dalam bahasa inggris.

Malam itu juga saya baru mengingat-ingat lagi tentang tenses yang menurut saya sulit untuk dipahami karena saya sendiri jarang menggunakannya. Mau gak mau ya harus belajar juga. Belum menguasai sepenuhnya tentang tenses ini, namun kantuk sudah menyerang. Mungkin karena perjalanan yang melelahkan itu (Lampung-Bandung), jam 11 malam sudah mengantuk. Akhirnya saya pun tidur dan bermaksud belajar sewaktu subuh. Namun subuh itu saya sholat subuh dan belum memegang buku atau laptop saya, terasa amat dingin udara di Bandung ini. Sampai ke tulang rasanya. Jadi malas mau memegang buku dan yang mau dipegang hanya selimut saja. hehehee. Akhirnya jam 6 pagi baru saya memegang buku dan laptop kesayang saya.

Saya tes pukul 9 pagi. Belajar hanya sekitar 1 jam saja. Sisanya saya mempersiapkan alat tes dan diri saya untuk menghadapi tes ELPT ITB ini. Sungguh luar biasa dinginnya. Gigi bergetar ketika mandi. Brrrrrr. Saya pun berangkat pukul 8 dari kos kosan kakak tingkat yang sudah kuliah di ITB ini dengan perasaan yang belum siap untuk tes. Hmhmmm.. dalam hati, kenapa saya tidak mempersiapkan dari jauh-jauh hari untuk tes ini? Sempat menyesal, namun semuanya kembali saya serahkan pada Allah apakah saya memang diberi jalan untuk bisa kuliah di ITB.

Tes pun dimulai tepat pukul 9 pagi hari Jum’at tanggal 1 Maret 2013 di ruang B pusat bahasa ITB. Oh iya, untuk urutan tempat duduk tidak disesuaikan dengan yang tertera di kartu peserta. Misalnya ruang dan no saya adalah B-44, jadi saya harus masuk di ruang B dan duduk di nomor kursi 44. Sobat hanya cari ruangnya saja karena untuk nomor kursi tidak ada. Jadi bisa acak duduk dimana saja asalkan masih dalam ruang B.

Hmhmhm… Soalnya memang bisa dikatakan tidak terlalu sulit namun kita jangan sampai salah untuk menjawab soal soal sederhana. Seperti yang saya bilang tadi, meskipun sederhana kalau kita tidak tahu maka sama saja sulit. Rincian soal ELPT ITB sebagai berikut:

  • Listening : 50 soal
  • Grammar : 50 soal
  • Reading : 50 soal

Listening tidak ada percakapan 2 orang tetapi berbentuk cerita yang kemudian ada sekitar 4-6 pertanyaan diajukan dari cerita yang telah diberikan sebelumnya. Grammar lebih banyak ke tenses seperti contoh soal ELPT ITB di atas yang saya sebutkan. Reading tidak terlalu sulit karena memang jawabannya pasti ada di antara paragraf-paragraf. Tinggal kita asumsikan saja dengan kalimat yang sederhana. Banyak juga menanyakan TRUE atau EXCEPT.

Hari senin, saya menelpon pihak Pusat Bahasa ITB untuk menanyakan hasil ELPT ITB ini. Dengan rasa deg-degan yang memuncak, saya pun bertanya kepada petugas Pusat Bahasa ITB. Hmhmhm.. Sempat ada cerita lucu ketika saya menelepon ini, karena agak sedikit sibuk jaringan telponnya, sulit sekali menelpon ke Pusat Bahasa ITB ini. Karena sudah deg-degan saya salah pencet nomor dan nyambung ke rumah orang. Heheheee. Beda 1 angka di akhirnya dan yang menjawab seorang ibu yang bingung saya tanya tentang hasil ELPT ITB. Heheheheee. Lucu memang, saya pun sempet tertawa sejenak tapi masih dalam suasana hati yang tak menentu. Maklum, persiapan saya untuk tes ini tidak maksimal bahkan sangat kurang. Dengan harap-harap cemas saya memberi tahu no pendaftaran saya kepada petugas yang sudah bisa dihubungi. 000685 nomornya. Dan jawabannya adalah sebuah angka yang tidak saya sangka-sangka, yaitu 96. Saya pun menanyakan sekali lagi apakah itu benar dan petugas tersebut menjawab No Pendafataran 000685 dengan nama M Iqbal Parabi mendapat skor 96. huft lega mendengar informasi ini.

Alhamdulilah saya sangat bersyukur kepada Allah karena sudah diberi kemudahan ketika menjawab soal-soal yang saya sendiri tidak tahu darimana datangnya jawaban saya kecuali dari Allah. Memang tidak terlalu besar sih angka 96 ini, tapi sudah lebih dari cukup untuk mendaftar S2 di ITB yang mematok angka minimal 77.

Itulah sedikit pengalaman saya ketika mengikuti tes ELPT ITB, ada suka duka dan cerita yang bisa saya bagikan. Bagi sobat yang ingin mengikuti tes ini saya menyarankan untuk bisa mempersiapkan diri dari jauh-jauh hari. Jangan seperti saya yang hanya beberapa jam saja belajar, yakinlah hasilnya tidak akan memuaskan kalau mendadak belajarnya. Tapi saya tetap bersyukur kepada Allah telah membukakan hati dan pikiran saya untuk menjawab soal tes ELPT ITB sehingga bisa melebihi batas minimal yang saya harapkan.

Oh iya, baca juga tulisan saya lainnya tentang Pengalaman Mengikuti Tes TPA Bappenas yang juga untuk syarat S2 ITB. Banyak cerita dan pengalaman yang bisa sobat dapatkan dengan membaca tulisan saya tersebut. Salam hangat.

Materi referensi: http://www.lc.itb.ac.id/elpt-itb/

Update: Untuk Tabel Konversi Hasil ELPT ITB ke TOEFL (Paper-Based Test) bisa sobat baca di sini.

Tips dan Trik Menjawab Soal ELPT ITB sesungguhnya adalah dengan berlatih secara maksimal. Alhamdulilah telah saya siapkan untuk teman-teman yang mau berlatih secara online tanpa dipungut biaya sedikitpun alias gratis. Jangan berharap soal sama, namun mempersiapkan diri dengan latihan jauh lebih baik dibandingkan berharap soal sama. Untuk yang ingin berlatih, bisa sobat coba di sini. Semoga bermanfaat.

TOEFL PRACTICE .NET

Pengalaman Mengikuti Tes ELPT ITB



Comments

  1. By safiq

    Reply

    • Reply

      • By safiq

        Reply

        • Reply

          • By safiq

        • By asmariani

          Reply

          • By Safiq

  2. Reply

    • Reply

  3. By arief

    Reply

  4. By arief

    Reply

  5. Reply

  6. By arief

    Reply

    • Reply

      • Reply

        • By Fajar Sidiq

          Reply

          • By Fajar Sidiq

  7. By Andrian

    Reply

    • Reply

      • By Andrian

        Reply

        • Reply

          • By Andrian

  8. By Wulan

    Reply

    • Reply

      • By Wulan

        Reply

  9. By Andrian

    Reply

    • Reply

      • By Andrian

        Reply

        • Reply

  10. By Wulan

    Reply

    • Reply

  11. By Wulan

    Reply

  12. By Yuni

    Reply

    • Reply

      • By Yuni

        Reply

        • Reply

          • By Yuni

  13. Reply

    • By Yuni

      Reply

  14. By illa

    Reply

    • Reply

  15. By Eva

    Reply

    • Reply

  16. By wahyu

    Reply

    • Reply

  17. By Sombonuryo

    Reply

  18. By lisa

    Reply

    • Reply

  19. By lisa

    Reply

  20. By Bambang

    Reply

  21. By Rani

    Reply

    • Reply

  22. By Yulasma Andriyeni

    Reply

    • Reply

  23. By Riky Fitriadi

    Reply

    • Reply

  24. By Kasiria Waruwu

    Reply

    • Reply

      • By Kasiria Waruwu

        Reply

        • Reply

  25. By ms

    Reply

    • Reply

  26. By ms

    Reply

    • Reply

  27. By lisa

    Reply

  28. By bangun

    Reply

  29. By Agi Maulana

    Reply

  30. By radit

    Reply

    • Reply

  31. By Malisa

    Reply

    • Reply

  32. By Akhmad Syarifuddin F

    Reply

    • Reply

  33. By Yayan

    Reply

    • Reply

  34. Reply

Leave a Reply to arief Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *