Filosofi “Tujuan Kuliah” dari Salah Satu Dosen ITB
Ada filosofi tentang tujuan kuliah yang saya dapatkan dari salah seorang dosen di ITB. Cukup menginspirasi saya untuk terus tetap belajar walaupun beberapa perkataan beliau justru malah membuat orang yang mendengar down kalau diterima mentah-mentah. Tulisan ini pun saya kutip dari Catatan Perkuliahan saya untuk mata kuliah yang diajarkan oleh dosen tersebut. Yuk, disimak.
Alhamdulillah… Catatan Perkuliahan Sistem dan Arsitektur Komputer ini dapat saya selesaikan dengan baik. Buku yang digunakan sebagai referensi catatan ini adalah Computer Architecture 5th Edition karangan John L. Hennessy dan David A. Patterson dan bahan presentasi masing-masing kelompok yang dipresentasikan selama perkuliahan berjalan.
Perkuliahan Sistem dan Arsitektur Komputer merupakan salah satu perkuliahan yang tidak asing lagi di telinga saya, pasalnya perkuliahan ini sudah pernah saya dapatkan ketika S1 dulu. Namun ada yang berbeda, teknik dan cara belajar disini berbeda dengan tempat kuliah S1 saya dulu. Maklum, saya bukan tamatan S1 ITB yang sudah terbiasa dengan tugas, paper dan jadwal perkuliahan yang sangat padat.
Kaget, mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan para mahasiswa yang gelar sarjananya bukan dari ITB. Meskipun tidak dapat digeneralisasi, namun saya rasa teman-teman yang tidak beralmamater ITB merasakan hal yang sama seperti saya. Terbukti dari beberapa riset mini yang saya lakukan dengan bertanya kepada teman-teman yang tidak ‘sejalur’ alias non-ITB ketika S1 tentang perkuliahan di ITB, mereka merasakan hal yang sama, Kaget.
Butuh penyesuaian sampai beberapa minggu agar dapat mengikuti ‘gaya’ belajar di ITB. Saya dan teman-teman lain merasa yakin bisa mengikuti karena memang ketika masuk sudah memiliki nilai potensi akademik yang cukup untuk kuliah di ITB. Tinggal kegigihan dan kesungguhan dari masing-masing individu yang akan membedakannya, berhasil atau justru gagal di tengah jalan.
Dosen-dosen yang ada di ITB pun memiliki karakter masing-masing. Tiap dosen berbeda cara pandang dan gaya mengajarnya. Untuk mata kuliah Sistem dan Arsitektur Komputer ini, saya diajarkan oleh Bapak Ir. Afwarman Manaf, M.Sc.,Ph.D atau sering disapa dengan panggilan Pak Awang. Saya memiliki kesan tersendiri dengan filosofi yang diajarkan oleh beliau. Masih teringat jelas ketika awal perkuliahan beliau bertanya kepada seisi kelas tentang tujuan kuliah S2 di ITB.
Jawaban yang diberikan oleh mahasiswa pun beragam, ada yang nyeleneh dan ada juga yang menjawab dengan serius. Jawaban seriusnya ingin mengejar cita-cita untuk menjadi dosen, memperdalam ilmu, penyesuaian dengan tuntutan pekerjaan yang dijalani dan sebagainya. Jawaban konyolnya untuk modal bertemu calon mertua, mengisi kekosongan waktu, disuruh orang tua dan jawaban-jawaban aneh lainnya. Saya pun menjawab untuk mencapai tujuan saya sebagai dosen. Dari sekian banyak jawaban yang ada, ternyata jawaban yang paling tepat adalah Mencapai Sebuah Kebahagiaan. Menurut saya sih agak abstrak jawaban ini, mengapa? Karena belum menggambarkan secara jelas bagaimana kebahagiaan itu. Namun, kalau saya cermati penjelasan dari beliau cukup masuk akal dan dapat diterima oleh akal sehat.
Kebahagiaan merupakan tujuan utama seseorang dalam melakukan sesuatu. Kuliah S2 di ITB merupakan jalan menuju kebahagiaan tersebut. Kebahagiaan yang dimaksud adalah kebahagiaan dunia dan akhirat. Kebahagiaan di dunia adalah mendapatkan nilai di mata masyarakat, dapat membantu sesama dengan ilmu yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan derajat individu dan keluarga. Sedangkan akhirat jelas karena belajar merupakan salah satu Ibadah Ghairu Maghdah dan setelah mendapatkan ilmu yang dapat kita amalkan dengan baik maka ilmu tersebut dapat menjadi ladang amal yang dapat digunakan di akhirat.
Selanjutnya, beliau mengatakan bahwa akhirat merupakan tujuan hidup yang harus dipenuhi atau dengan kata lain dapat dikatakan sebagai kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi. Beliau mengatakan kuliah itu hanya sebuah keperluan, bukan sebuah kebutuhan. Jadi, untuk apa kuliah kalau hanya sebuah keperluan? Lebih baik anda sekalian tidak usah melanjutkan kuliah. Ini salah satu filosofi radikal yang kalau diserap mentah-mentah membuat seseorang berpikir untuk berhenti kuliah. Untungnya tidak ada mahasiswa yang berhenti kuliah karena doktrin beliau yang hanya mencoba untuk mengubah paradigma masing-masing mahasiswa tentang kuliah itu hanyalah sebuah keperluan, bukan kebutuhan.
Diakhir perkuliahan pada pertemuan pertama beliau mengatakan bahwa perkuliahan hari ini adalah perkuliahan yang paling penting. Perkuliahan selanjutnya tidak penting. Hmhmmhmm… kembali lagi doktrin keluar. Namun semua mahasiswa nampaknya sudah paham dan tidak perlu diajarkan lagi untuk tetap mengikuti perkuiliahan dengan baik. Terbukti sampai akhir perkuliahan mahasiswa aktif dan tetap melakukan presentasi meskipun kebetulan beliau berhalangan hadir di 2 pertemuan akhir dan digantikan asistennya.
Dari perkuliahan ini, saya tidak hanya mendapatkan pelajaran mengenai komputer saja, pelajaran tentang filosofi hidup pun saya dapatkan. Ir. Afwarman Manaf, M.Sc.,Ph.D, salah satu dosen terbaik di Sekolah Teknik Elektro dan Informatikan (STEI) ITB. Mudah-mudahan ilmu yang beliau bagikan dapat bermanfaat bagi siapapun yang menyerapnya dan beliau senantiasa diberikan kesehatan dan sisa umur yang bermanfaat bagi semua orang. Amiin.
Bandung, 12 Desember 2013
M. Iqbal Parabi
Terima kasih kak atas ilmu nya yg bermanfaat. Memang sebagian besar orang mindset nya masih ‘sempit’. Padahal tujuan menimba ilmu kita lebih tinggi dan lebih mulia daripada sekedar mendapat ijazah atau nilai. Ilmu itulah tanggung jawab kita untuk masyarakat, bangsa, negara, bahkan dunia. Karna tugas kita sebagai ‘pemimpin’ di muka bumi.
Saya pun masih seperti itu. Dan InsyaAllah mulai hari ini saya harus ‘membuka’ pikiran saya.. 🙂