Teknologi Hijau, Solusi Cerdas Hadapi Pemanasan Global

Teknologi Hijau – Salam hangat pembaca yang budiman dimanapun anda berada, bagaimana kabar anda hari ini? Mudah-mudahan sehat dan tetap semangat menjalankan aktivitas keseharian anda. Pada tulisan kali ini, saya ingin membahas tentang salah satu permasalahan global terkait dengan lingkungan hidup yang saat ini sedang marak diperbincangkan, baik di dunia maupun di Indonesia, yaitu tentang pemanasan global atau global warming. Saya yakin pembaca sudah mengetahui apa itu pemanasan global, minimal pernah mendengar kata ‘pemanasan global’ atau ‘global warming’  ketika membaca berita, menonton televisi atau mendengarkan radio. Rata-rata pemberitaan tersebut bersifat persuasif atau mengajak kita untuk sadar akan lingkungan sekitar. Bahkan tidak sedikit ada acara, event, lomba atau gelaran-gelaran lain yang tujuannya mengkampanyekan untuk menyelematkan bumi dengan jargon “Save Our Earth”.

Pengetahuan saya dan pembaca sekalian mengenai pemanasan global tentu berbeda-beda. Untuk menyamakan persepsi kita mengenai pemanasan global atau global warming, ada baiknya kita bahas terlebih dahulu apa itu pemanasan global, penyebab terjadinya pemasan global dan dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global.

Pemanasan global atau sering disebut dengan global warming adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Bagaimana proses terjadinya pemanasan global? Mari kita simak pada ilustrasi gambar berikut.

Proses Terjadinya Pemanasan Global

Proses Terjadinya Pemanasan Global

Sumber panas yang ada di bumi berasal dari panas Matahari yang masuk ke bumi. Ada sekitar 343 Watt per m2 panas Matahari menuju ke bumi setiap harinya, namun tidak semuanya diserap oleh bumi karena panas matahari tersebut harus melewati lapisan-lapisan udara yang ada di bumi. Ketika melewati lapisan-lapisan udara yang ada di bumi, panas Matahari ada yang memantul kembali ke atmosfer dan ada yang mendarat ke bumi. Dengan demikian panas yang diserap oleh bumi berkurang, yaitu sekitar 168 Watt per m2.

Setelah mendarat ke bumi, panas matahari akan dikeluarkan lagi oleh bumi ke atmosfer. Normalnya, ketika panas ini dikeluarkan lagi oleh bumi ke atmosfer, panas bisa bebas dengan sempurna, namun saat ini panas tersebut sulit untuk keluar dari bumi (terperangkap) karena meningkatnya gas-gas rumah kaca yang kemudian disebut dengan efek rumah kaca. Disebut gas rumah kaca, karena adanya gas ini di udara dapat memberikan efek yang sama seperti rumah kaca, yaitu menyerap dan menahan panas di dalamnya sehingga suhu yang ada di sekitarnya menjadi panas.

Tampak pada gambar, sebagian panas bisa keluar dari bumi dan sebagian terperangkap di bumi. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya pemanasan global. Panas yang terperangkap itulah yang menyebabkan suhu di bumi menjadi lebih panas.

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) atau “Panel Antarpemerintah Tentang Perubahan Iklim” adalah sebuah kelompok paneliti ilmiah yang terdiri dari para ilmuwan seluruh dunia, mencatat bahwa suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.

IPCC menyimpulkan bahwa, “Sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia”. Untuk lebih jelasnya mengenai efek rumah kaca, pembaca sekalian dapat melihat ilustrasi gambar di bawah ini mengenai efek rumah kaca.

Efek Rumah Kaca

Efek Rumah Kaca (Image Credited: Pelangi)

Efek rumah kaca disebabkan oleh naiknya tingkat konsentrasi gas karbondioksida (CO2), methan (CH4), dinitro oksida (N2O) dan gas-gas lainnya yang ada di atmosfer. Pemicunya dari berbagai hal, mulai dari asap kendaraan bermotor, asap bahan bakar pabrik, pembakaran hutan, penggunaan pupuk kimia, kotoran hewan dan lainnya.

Sebenarnya, jika tidak terjadi peningkatan dari pemicu-pemicu tersebut, alam mampu menyerap dengan baik gas-gas tersebut untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Misalnya gas karbondioksida (CO2) yang menyumbang cukup banyak gas rumah kaca, seharusnya dapat diserap oleh tanaman yang membutuhkan gas CO2 sebagai bahan fotosintesis. Namun, pertumbuhan tanaman yang kian hari kian memprihatinkan dengan banyaknya penebangan hutan, sedangkan asap dari kendaraan bermotor maupun pabrik terus meningkat, membuat gas rumah kaca terus menyelimuti bumi sehingga pemanasan global akan sulit untuk dihindari.

Penyebab Efek Rumah Kaca

Penyebab Efek Rumah Kaca

Jika kita sudah mengetahui apa saja penyebab terjadinya efek rumah kaca, ada baiknya kita segera mencegah terjadinya penumpukan gas-gas rumah kaca demi bumi yang lebih baik. Saat ini, mungkin para pembaca sekalian merasakan peningkatan suhu udara atau panas yang berlebihan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut merupakan salah satu dampak terjadinya pemanasan global, yaitu perubahan iklim.

Tidak hanya di Indonesia, masyarakat di dunia pun merasakan hal yang sama. Selain itu, perubahan cuaca juga cukup ekstrim, seperti pergeseran rentang atau lama waktu terjadinya musim kemarau yang terasa lebih panjang. Seharusnya sudah masuk musim penghujan, tetapi kenapa hujan tak kunjung turun? Tentu pembaca sekalian merasakan hal tersebut, namun bukan hanya perubahan iklim akibat yang ditimbulkan dari pemanasan global. Masih banyak akibat lain yang ditimbulkan dari pemanasan global, mari kita simak satu persatu.

Dampak Pemanasan Global

1. Kenaikan Permukaan Air Laut

Kenaikan Permukaan Air Laut

Kenaikan Permukaan Air Laut

Dengan naiknya permukaan air laut, dapat menimbulkan dampak yang negatif bagi kehidupan biota laut. Pemanasan global atau global warming dapat mencairkan es yang ada di kutub, terutama di Greendland dan memproduksi lebih banyak air. Tinggi permukaan laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inchi) pada abad ke-21.

Perubahan tinggi permukaan air laut akan mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6% daerah Belanda, 17,5% daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau lainnya. Terutama Indonesia yang memang dikenal dengan negara maritim atau kepulauan. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang sulit untuk dielakkan.

2. Peningkatan Intensitas Badai

Peningkatan Intensitas Badai

Peningkatan Intensitas Badai

Badai dapat terjadi karena dipengaruhi oleh suhu permukaan air laut dan temperatur udara. Semakin meningkat suhu permukaan air laut dan temperatur udara, instensitas badai juga akan meningkat. Hal ini merupakan salah satu dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global atau global warming.

Selain intensitas badai menjadi lebih tinggi, tingkat destruktif atau daya hancur badai itu juga meningkat. Setidaknya, daya hancur badai dalam 30 tahun terakhir sudah meningkat 50%. Permukaan air yang semakin menghangat akan memicu penguapan yang lebih besar, kemudian bukan hanya mepermudah terjadinya badai akan tetapi semakin memperbesar kekuatan badai itu sendiri dalam satu siklus.

3. Makhluk Hidup Terancam Punah

Makhluk Hidup Terancam Punah

Makhluk Hidup Terancam Punah

Dengan adanya pemanasan global di bumi, makhluk hidup akan terancam punah. Ketika es yang ada di kutub mulai mencair, permukaan air laut semakin tinggi dan peningkatan suhu rata-rata bumi yang terus meningkat, hewan dan tumbuhan merupakan makhluk hidup pertama yang mendapat ancaman kepunahan.

Dalam ilustrasi gambar di atas, terdapat seekor beruang yang sedang kesulitan karena es yang merupakan habitat ia tinggal mulai mencair. Tampak beruang tersebut merasa kesulitan akan berpindah ke es yang mungkin sudah sangat sedikit tersisa. Bahkan tidak sedikit beruang yang mati karena tidak dapat hidup di udara dengan suhu yang tinggi.

Percakapan Ayah dan Anak Beruang

Percakapan Ayah dan Anak Beruang

Tidak hanya beruang, hewan-hewan yang biasa hidup di daerah tropis pun mengalami dampak ini. Dengan bergesernya iklim yang membuat kemarau lebih panjang dari biasanya, banyak hewan tropis yang mati akibat kekurangan air. Ditambah temperatur udara yang kian hari kian meningkat, sistem ketahanan tubuh hewan tropis tidak sanggup lagi menahan beban sehingga harus berakhir dengan kematian.

4. Pergeseran Ekosistem

Pergeseran Ekosistem

Pergeseran Ekosistem

Ekosistem yang paling utama terkena dampak pemanasan global adalah ekosistem laut. Mengapa demikian? Jelas, dengan meningkatnya suhu permukaan air laut dan temperatur udara, dapat meningkatkan instensitas badai yang ada di laut. Semakin sering terjadi badai di laut, semakin terancam pula ekosistem yang ada di laut. Misalnya terjadi kerusakan terumbu karang yang ada di laut, hal tersebut memicu kurangnya populasi ikan yang sebagian besar menggantungkan kehidupannya di terumbu karang.

Selain laut, ekosistem di pinggir pantai juga akan terkena dampak pemanasan global. Semakin meningkatnya permukaan air laut akan mengancam kerusakan ekosistem yang ada di pinggir pantai. Jika air laut sudah mencapai muara sungai, kemungkinan terjadinya banjir akan meningkat. Selain itu, pantai-pantai tersebut akan tenggelam seiring dengan meningkatnya permukaan air laut.

5. Memicu Timbulnya Penyakit

Memicu Timbulnya Penyakit

Memicu Timbulnya Penyakit

Perubahan cuaca dan peningkatan suhu rata-rata bumi dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas. Temperatur tinggi juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan penyakit busung lapar. Perubahan cuaca yang ekstrim dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran).

Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.

Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air maupun penyebaran penyakit melalui udara. Seperti meningkatnya kejadian Demam Berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk berkembang biak. Dengan adanya perubahan iklim ini maka ada beberapa jenis penyakit, virus dan bakteri menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang target nya adalah organisme tersebut.

Ditambah dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik dan kendaraan yang tidak terkontrol, akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan seperti asma, alergi, penyakit jantung, paru kronis dan lain-lain.

Dengan banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan pemanasan global atau global warming, dibutuhkan solusi cepat dan tepat agar bumi kembali normal. Banyak hal-hal yang dapat kita lakukan untuk membantu mengurangi pemanasan global, mulai dari penghematan listrik dengan mematikan lampu ketika siang dan tidur, menggunakan perangkat rumah tangga seperti AC, kulkas dan kompor gas dengan tepat guna, menanam pohon dan mengurangi penggunaan kertas.

Cara Mengurangi Global Warming

Cara Mengurangi Global Warming (Image Credited: Stop Global Warming Club)

Selain berbagai solusi yang sudah disebutkan di atas, saat ini ada solusi cerdas untuk menghadapi pemanasan global atau global warming. Solusi apakah itu? Solusi itu adalah Tekonologi Hijau atau Green Technology. Teknologi Hijau adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia berbasis lingkungan. Ciri teknologi hijau adalah teknologi yang hemat energi dan ramah lingkungan.

Saat ini teknologi hijau sudah mulai diterapkan dibidang elektronik seperti pembuatan lampu pijar yang lebih hemat energi, layar monitor LED yang hemat energi dan produk elektronik lainnya.

Seiring berkembangnya teknologi, dunia otomotif yang merupakan penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar kedua setelah asap pabrik mulai mengembangkan Teknologi Hijau yang digunakan pada mesin kendaraan bermotor.

DaihatsuDaihatsu, salah satu perusahaan bidang otomotif dunia yang memproduksi mobil inovatif dan terkemuka di setiap era turut mengembangkan Teknologi Hijau yang digunakan pada mobil ciptaannya. Slogan baru “Innovation for Tomorrow” menjadi komitmen Daihatsu untuk selalu mewujudkan inovasi dengan menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas dan ramah lingkungan.

Ramah lingkungan, itulah yang saat ini sedang dikenalkan Daihatsu kepada dunia tentang mobil yang diproduksinya. Teknologi Hijau yang dikembangkan oleh Daihatsu sangat mendukung kampanye pengurangan pamanasan global atau global warming. Namun, tidak hanya global warming yang dapat dikurangi, Teknologi Hijau Daihatsu juga dapat menghemat sumber energi bumi yang menjadi bahan bakar utama kendaraan bermotor.

Bagaimana cara Daihatsu mengembangkan Teknologi Hijau yang akan digunakan pada mobil produksinya? Mari kita simak ulasan mengenai Teknologi Hijau Daihatsu berikut ini.

Ada 3 jurus utama Daihatsu dalam mengembangkan Teknologi Hijau yang akan digunakan pada mobil buatannya, yaitu:

3 Jurus Utama Teknologi Hijau Daihatsu

3 Jurus Utama Teknologi Hijau Daihatsu (Image Credited: Daihatsu)

3 jurus utama Daihatsu dalam menciptakan mobil berteknologi hijau sangat berhubungan erat dengan waktu dan kinerja lingkungan. Pada gambar di atas, terdapat 2 tanda panah menuju ke kanan dan ke atas. Panah ke kanan menandakan lama waktu (lifetime) ketahanan mobil yang bermotorkan teknologi hijau dimana ketahanan mobil dapat mencapai batas maksimal dengan jangka waktu yang lama. Sedangkan tanda panah ke atas menandakan bahwa teknologi hijau Daihatsu mampu membantu meningkatkan kinerja lingkungan dalam melakukan siklus alam yang kompleks.

Bagaimana cara kerja 3 jurus andalan Teknologi Hijau Daihatsu? Mari simak lebih jauh pada ulasan berikut ini.

1. Eco-IDLE Technology

Eco-IDLE TechnologyEco-IDLE Technology adalah salah satu terobosan baru di dunia otomotif, khususnya mobil. Teknologi Eco-IDLE dapat menghemat penggunaan bahan bakar sampai 10%. Cara kerja teknologi ini adalah dengan mematikan mesin secara otomatis ketika mobil berhenti dan menghidupkan mesin secara otomatis ketika mobil akan berjalan. Teknologi ini didesain khusus membuat mesin mati ketika rem diinjak dan kecepatan mobil berada pada 7 km/jam atau dibawahnya. Pada saat kondisi mobil ‘Idle’, sistem navigasi dan musik tetap bisa digunakan, sedangkan AC secara otomatis berubah mejadi ventilation mode. Teknologi ini berfungsi sewaktu terjadi kemacetan, lampu merah atau mobil sedang dalam keadaan berhenti.

Mobil akan hidup secara otomatis ketika rem diangkat atau dilepas, baik itu rem kaki maupun rem tangan. Terdengar cukup rumit bagaimana teknologi ini bisa berjalan dengan efektif dan efisien karena belum ada mobil yang menggunakan Eco-Idle Technology. Namun, saya yakin teknologi ini akan banyak digunakan pada masa yang akan datang karena keunggulannya dalam menghemat bahan bakar dan ramah lingkungan. Secara detil tentang cara kerja Eco-IDLE Technology ini dapat pembaca lihat pada ilustrasi gambar di bawah ini.

Ilustrasi Eco-IDLE Technology

Ilustrasi Eco-IDLE Technology (Image Credited: Daihatsu)

2. 2-Cylinder Turbocharged Direct Injection

2-Cylinder Turbocharged Direct InjectionJurus andalan Daihatsu yang kedua pada Green Technology yang dikembangkan menggunakan tagline “Mengurangi Dalam Rangka Meningkatkan”. Lantas, apa yang dikurangi dan apa yang ditingkatkan? Dengan teknologi 2-Cylinder Turbocharged Direct Injection, Daihatsu mengurangi jumlah silinder pada mobil berteknologi hijau, hal tersebut dapat mengurangi bobot kendaraan dan meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar secara permanen. Dengan teknologi 2-Cylinder Turbocharged Direct Injection, mobil dapat menempuh jarak mencapai 35 km/liter.

Lebih jauh lagi, perangkat listrik mobil ini menggunakan sistem pengapian aktif. Sebagian kecil bahan bakar terbakar sempurna untuk memungkinkan tingkat efisiensi bahan bakar yang lebih baik. Teknologi pengapian aktif menggunakan listrik frekuensi tinggi untuk meningkatkan ukuran dari percikan, memastikan bahwa campuran bahan bakar/udara seluruhnya dibakar.

Dengan 1 liter bahan bakar bisa mencapai jarak 35 km, dapat dipastikan mobil buatan Daihatsu berteknologi hijau ini sangat hemat bahan bakar dan ramah lingkungan. Inilah konsep teknologi yang terus dikembangkan Daihatsu sebagai produsen mobil terbaik dunia dengan selalu menghadirkan inovasi baru dan tetap mengedepankan aspek lingkungan dari tiap produk yang dihasilkan.

3. Precious Metal-Free Liquid-Feed Fuel Cell

Precious Metal-Free Liquid-Feed Fuel CellLast but not least, teknologi hijau yang terakhir dari Daihatsu adalah Precious Metal-Free Liquid-Feed Fuel Cell. Cukup panjang nama yang digunakan Daihatsu untuk menggambarkan teknologi hijau yang satu ini, namun tahukah pembaca bahwa mobil yang menggunakan tekonologi ini akan menghasilkan emisi 0 atau tidak ada gas CO2 sama sekali? Teknologi ini menggunakan bahan bakar baru berupa cairan yang terbuat dari nitrogen dan hidrogen. Cairan tersebut bernama hidrazin hidrat (N2H2 H2O). Telah dilakukan serangkaian pengujian pada bahan bakar baru ini. Hasil pengujian tersebut menyimpulkan bahwa bahan bakar ini aman untuk digunakan karena dapat terbakar sempurna pada suhu normal serta memiliki kepadatan energi yang tinggi dan tidak menghasilkan CO2.

Precious Metal-Free Liquid-Feed Fuel Cell Systems

Precious Metal-Free Liquid-Feed Fuel Cell Systems

Desain mobil yang menggunakan teknologi Precious Metal-Free Liquid-Feed Fuel Cell terbilang cukup unik karena mengedepankan konsep mobil ‘kotak-kotak’ layaknya mobil masa depan yang lebih mementingkan nilai ekonomis dan dampaknya terhadap lingkungan. Mobil dengan desain ini mulai ditampilkan Daihatsu pada event Indonesia International Motor Show (IIMS) 2012, PT Astra Daihatsu Motor memperkenalkan mobil berteknologi canggih untuk masa depan ramah lingkungan.

Daihatsu Cube - Mobil Ramah Lingkungan Daihatsu

Daihatsu Cube – Mobil Ramah Lingkungan Daihatsu

Daihatsu Cube - Mobil Masa Depan Daihatsu

Daihatsu Cube – Mobil Masa Depan Daihatsu

Melihat inovasi yang terus dikembangkan oleh Daihatsu melalui Teknologi Hijaunya, saya tertarik untuk sedikit membandingkan mobil masa kini Daihatsu dengan mobil masa depan Daihatsu yang dikenal hemat bahan bakar dan ramah lingkungan. Tujuan melakukan perbandingan ini agar lebih real dan paham tentang keunggulan Teknologi Hijau yang dimiliki Daihatsu.

Kebetulan dirumah ‘terparkir’ mobil Daihatsu Sirion Deluxe berwarna putih. Mobil ini menggunakan transmisi otomatis karena sehari-hari mobil ini digunakan oleh orang tua (Ibu) saya untuk menunjang aktivitasnya sebagai salah satu Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung dan Dosen di beberapa Universitas di Bandar Lampung.

Sirion Deluxe Putih

Daihatsu Sirion Deluxe

Sebenarnya, Daihatsu Sirion telah menyabet gelar sebagai mobil ‘Terhijau’ dari pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan. Dalam pengujian yang dilakukan, Daihatsu Sirion berhasil mengalahkan kendaraan bermotor tipe baru lainnya dengan nilai mandatori tertinggi di tahun 2012 sebesar 94,591. Dalam pengujian ini, Daihatsu Sirion juga tercatat sebagai kendaraan dengan konsumsi bahan bakar teririt, sebesar 14,54 km/liter.

Namun, dengan keberhasilan tersebut, Daihatsu tidak lantas puas dan berhenti untuk mengembangkan inovasi. Sebaliknya, Daihatsu terus mengembangkan inovasi terbaru guna meningkatkan produksi mobil yang lebih berkelas dan ramah lingkungan. Itu yang membuat Daihatsu berbeda dengan produsen mobil lainnya.

Kembali dengan mobil Daihatsu Sirion Deluxe yang ingin saya bandingkan tadi, pertama saya ingin membandingkan mesin yang terdapat pada mobil Sirion dan mesin baru yang akan digunakan pada mobil-mobil Daihatsu selanjutnya.

Mesin Daihatsu Sirion

Mesin Daihatsu Sirion

Mesin Daihatsu Berteknologi Hijau

Mesin Daihatsu Berteknologi Hijau

Perbandingan pertama membandingkan mesin Daihatsu Sirion yang baru-baru ini dinobatkan sebagai mobil Ramah Lingkungan dan paling irit di Indonesia dengan mesin 4 Silinder inline menghasilkan jarak tempuh 14,54 km/liter.

Sedangkan dengan teknologi hijau yang terus dikembangkan oleh Daihatsu, jarak tempuh kendaraan bisa menjadi 2x lipat, yakni sejauh 30 km/liter. Luar biasa, Eco-IDLE Technology dan 2-Cylinder Turbocharged Direct Injection Technolgy yang memotori kendaraan sehingga mampu menempuh jarak 30 km dengan 1 liter bahan bakar.

Tentunya ini menjadi sebuah prestasi yang membanggakan jika mobil-mobil besutan Daihatsu dengan Teknologi Hijau bisa mengaspal dalam waktu dekat. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan kinerja lingkungan dan penghematan sumber daya alam yang saat ini sudah mulai berkurang. Pemanasan global yang menghantui bumi akan segera berkurang dan bumi bisa kembali ‘bernapas’ lega.

Selanjutnya, saya akan membandingkan desain mobil masa kini dan mobil masa depan Daihatsu. Mobil masa kini yang saya jadikan contoh adalah Daihatsu Sirion Deluxe dan mobil masa depan yang menjadi perbandingan adalah Daihatsu Cube, mobil masa depan Daihatsu yang dikenalkan pada acara Indonesia International Motor Show (IIMS) 2012.

Perbandingan Desain Mobil Daihatsu

Perbandingan Desain Mobil Daihatsu

Dari segi penampilan, Daihatsu Sirion mengedepankan konsep desain mobil sporty dan menghasilkan kesan elegan. Berbeda dengan prototipe mobil masa depan Daihatsu yang dikenalkan pada acara IIMS 2012, desain yang digunakan adalah kotak-kotak dan menampilkan kesan ekonomis sehingga benar-benar mencerminkan mobil masa depan yang ramah lingkungan (emisi 0).

Perbandingan Velg dan Ban

Perbandingan Velg dan Ban

Tampak pada gambar di atas perbandingan velg dan ban antara mobil masa kini Daihatsu dan mobil masa depan Daihatsu. Terlihat ada perbedaan desain di bagian velg. Saya rasa pembaca belum pernah melihat desain velg seperti ini sebelumnya, jika sudah pernah mungkin karena menonton film seperti I, Robot dan genre film lain yang sejenis karena memang film-film tersebut bercerita tentang masa depan. Seperti inilah prototipe mobil masa depan besutan Daihatsu yang unik dan ramah lingkungan.

Perbandingan Interior Mobil Daihatsu

Perbandingan Interior Mobil Daihatsu

Masuk ke bagian dalam interior mobil, nampaknya mobil Cube yang merupakan mobil masa depan Daihatsu menang jauh dibandingkan mobil masa kini. Tentu saja, itulah bukti keseriusan Daihatsu untuk menciptakan mobil yang lebih baik dan maju di masa yang akan datang. Teknologi yang ada pada mobil masa depan sungguh luar biasa, terdapat berbagai macam layar dan panel-panel yang mendukung kemampuan mobil Daihatsu Cube ini dalam memberikan kemudahan berkendara. Selain itu, pembaca bisa melihat bagaimana desain interior yang tampak mewah dan berkelas namun tidak meninggalkan aspek Ergonomi sehingga pengendara dapat dengan mudah dan nyaman mengendarai mobil ramah lingkungan ini.

Meskipun begitu, mobil masa kini Daihatsu bukan berarti tidak ergonomi dan berkelas. Aspek keamanan, kenyaman dan kemudahan dalam berkendara merupakan hal terpenting yang sangat diperhatikan Daihatsu sewaktu menciptakan mobil yang diproduksi. Daihatsu Sirion sangat nyaman digunakan, mulai dari posisi setir, persneling, kaca spion, pedal, speedometer dan alat multimedia tertata rapi dan mudah untuk digunakan.

Aspek Egronomi Mobil Daihatsu

Aspek Ergonomi Mobil Daihatsu

Posisi kaki ke pedal bisa diatur sesuai keinginan. Jika kaki tidak sampai, jok bisa digeser ke depan. Selain itu, jika pandangan terlalu ke bawah karena postur tubuh kurang tinggi, jok dapat diatur ke atas menyesuaikan bentuk tubuh. Posisi tangan ke tuas persneling juga pas, tidak terlalu jauh dan tidak terlalu pendek untuk mengapai tuas.

Untuk menggunakan alat multimedia seperti MP3 atau radio, tangan tidak harus bergeser jauh dari persneling untuk menggapainya. Kecanggihan multimedia sangat baik karena bisa dihubungkan ke handphone yang memiliki fitur Bluetooth. Tidak perlu khawatir jika tiba-tiba harus menerima telpon ketika sedang berkendara karena bisa langsung dijawab dan terhubung langsung dengan mic dan speaker yang ada di mobil.

Informasi standar yang tertera pada speedometer seperti kecepatan, suhu kendaraan, tekanan gas, indikator bahan bakar dan lainnya hadir tersusun rapi di hadapan pengemudi. Selain itu, terdapat informasi yang sangat informatif, yaitu informasi jarak (range) yang dapat ditempuh dengan jumlah bahan bakar yang masih tersedia di mobil. Jadi tidak perlu mengira-ngira berapa kilometer lagi mobil bisa berjalan dengan sisa bahan bakar yang tersedia. Luar biasa, sangat ergonomi dan informatif sehingga pengendara dapat dengan nyaman mengendarai mobil.

Daihatsu selalu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada seluruh penggunanya. Dengan terus berinovasi mengembangkan teknologi yang mampu menjawab semua tantangan global, saya yakin Daihatsu dapat terus berkembang dan menjadi perusahaan terbaik di dunia.

Berdasarkan fakta, opini dan argumen saya mengenai pemanasan global dan teknologi hijau Daihatsu pada tulisan ini, saya dapat menyimpulkannya menjadi beberapa poin, yaitu:

  1. Pemanasan global merupakan permasalahan seluruh masyarakat di dunia. Dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global membuat bumi tidak stabil, ekosistem bergeser dan mengancam keberadaan makhluk hidup. Dibutuhkan solusi cepat dan tepat untuk masalah ini, salah satunya adalah dengan menciptakan Teknologi Hijau.
  2. Daihatsu memiliki 3 jurus andalan untuk mengembangkan Teknologi Hijau, yaitu Eco-IDLE Technology, 2-Cylinder Turbocharged Direct Injection dan Precious Metal-Free Liquid-Feed Fuel Cell.
  3. Teknologi Hijau yang dikembangkan Daihatsu mampu mengurangi pemanasan global dan menghemat penggunaan sumber energi bumi ke titik yang lebih rendah.
  4. Mobil masa depan Daihatsu merupakan contoh mobil yang benar-benar ramah lingkungan karena tidak menghasilkan gas emisi sama sekali (emisi 0).

Demikian tulisan yang berjudul “Teknologi Hijau, Solusi Cerdas Hadapi Pemanasan Global”, semoga bermanfaat dan dapat membuka wawasan pembaca mengenai Pemanasan Global dan Teknologi Hijau Daihatsu. Terimakasih. Salam.

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Teknologi Hijau yang diselenggarakan oleh Daihatsu bekerjasama dengan Blogdetik.

Lomba Blog Teknologi Hijau

Materi Referensi:



Comments

  1. Reply

    • Reply

  2. Reply

    • Reply

  3. By akachopa

    Reply

    • Reply

  4. By Novia Damaianty

    Reply

Leave a Reply to akachopa Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *